Buku Digital Masih Asing

Kompas: Kamis, 26 Juni 2008 | 01:22 WIB

Jakarta, Kompas – Masih banyak guru yang belum mengetahui adanya buku pelajaran digital. Padahal, Departemen Pendidikan Nasional sudah menyiapkan 49 judul buku digital yang sudah tersaji di internet. Karena itu, pada awal tahun ajaran sekarang kecil kemungkinan sekolah menggunakan buku digital.

Sejumlah guru yang dihubungi pada Rabu (25/6) mengatakan, belum terlalu mengenal buku digital. ”Baru samar-samar mendengarnya,” kata Ahmad Taufan, guru di SDN 2 Merdeka, Kota Bandung.

Menurutnya, program tersebut bisa menguntungkan murid, orangtua, dan guru. Namun, guru terlebih dahulu harus dibekali pengetahuan tentang internet. ”Banyak guru yang belum akrab dengan internet, apalagi harus mengunduh buku pelajaran,” ujarnya.

Agus Supriyadi, guru SDN Merak 1 Balaraja, Kabupaten Tangerang mengatakan, di sekolahnya hanya ada satu komputer dan belum tersambung dengan jaringan internet. ”Jika harus ke warnet, bagaimana biayanya?” ujarnya.

Suherna, guru kelas VI SDN Margadadi VI, Indramayu, Jawa Barat, mengatakan, buku sekolah elektronik (BSE) akan bermanfaat jika guru-guru diberi pelatihan dulu soal internet. ”Sebab, yang akrab dengan internet sekarang ini baru sekolah-sekolah di kota,” ujarnya.

Secara keseluruhan, program BSE itu akan tetap mendapat dukungan dari guru-guru. Sebab, kata Suherna, harga buku sekarang semakin mahal, sedangkan kebutuhan buku dari setiap siswa setiap tahunnya mencapai 10 buku mata pelajaran. Itu berarti, jika harga buku teks pelajaran sekitar Rp 25.00 hingga Rp 30.000 per buku, dalam setahun orangtua siswa SD harus menyiapkan uang minimal Rp 250.000 untuk membeli buku.

Dilarang menjual buku

Di Jakarta guru dan kepala SD dan SMP tidak diperbolehkan menjual buku pelajaran kepada para siswanya. Terhitung mulai tahun ajaran 2008 buku wajib tersebut harus dipinjamkan secara gratis kepada para muridnya.

Buku wajib ini juga akan digunakan selama lima tahun. Dalam kurun waktu itu, buku-buku tersebut tidak akan diganti.

”Semua buku pelajaran untuk SD dan SMP negeri sudah disediakan pemerintah melalui dana biaya operasional sekolah,” kata Kepala Subdinas Standarisasi dan Pengembangan Pendidikan Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta Kamaluddin.

Menurutnya, sekolah dilarang menjual buku pelajaran karena Depdiknas sudah menyiapkan 49 judul buku SD dan SMP di ineternet. (INE/ THT/PIN/ELN)

7 responses to “Buku Digital Masih Asing

  1. Nah ini baru kemajuan, diharap ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, sebagai respons positif atas tuntutan kita sebagai orang tua murid selama ini.

    Mudah-mudahan bukan hanya bukunya yang gratis tapi pembayaran SPP pun bisa di gratiskan, sehingga semua anak2 Indonesia mendapatkan kesempatan meraih pendidikan sebaik mungkin.

    Wassalam. Bapaknya Satria

  2. Kok di sekolah anak saya masih disuruh membeli buku sejumlah total Rp 300 ribuan untuk kelas 5 dan Rp 250.000. Untuk bayar buku total sampai setengah jutaan. Padahal di sekolah negeri.. hmm? pusiiing.

  3. Maksud saya yang Rp 250 ribuan untuk kelas 1

  4. ebook sebetulnya ditujukan untuk pembaca yang mempunyai alat pembaca khusus seperti “Reader”, “iLiad” dsb. Membaca ebook tanpa alat membacanya dapat dianalogikan dengan membuka bengkel hanya bermodalkan obeng, nartil dan tang.

  5. ebook sebetulnya ditujukan untuk pembaca yang mempunyai alat pembaca khusus seperti “Reader”, “iLiad” dsb. Membaca ebook tanpa alat membacanya dapat dianalogikan dengan membuka bengkel hanya bermodalkan obeng, martil dan tang.

  6. Kami selaku orang tua murid merasa gembira dengan adanya buku digital namu untuk download sangat sulit bagi kami, padahal username dan password sudah diberi (Sudah daftar) namun sulit sekali untuk melakukan download buku-buku yang diperlukan anak kami, mohon diberi penjelasan yang sejelas mungkin karena seringkali terjadi salah password, padahal password ynag saya isi sama dengan apa yang saya tulis pada kolom pendaftaran. Terima kasih.

  7. Langkah depdiknas untuk menerbitkan buku pelajaran dalam format digital merupakan langkah berani dan patut dipuji mengingat karakteristik positif dari buku dalam format digital (mudah didistribusikan dll), meski tetap dengan tidak terlepass dari berbagai kekurangannya.
    Ada beberapa situs yang mencoba untuk fokus dalam membahas tentang bukudigital atau lebih “trend” dengan sebutan e-book.
    http://www.bukudigital.org.
    Beberapa buku digital terbitan depdiknaspun, dapat didownload secara gratis di situs tersebut.

Leave a reply to Andi Sutomo Cancel reply